MUNGKIN ungkapan “mati
lampu, mati lampu lagi” mulai sering diucapkan kembali oleh masyarakat Aceh
akhir-akhir ini. Ya, kebiasaan buruk Perusahaan Listrik Negara (PLN) kembali
kambuh, sehingga membuat masyarakat merasa tidak nyaman dengan kondisi ini. Terlebih
pada saat puasa Ramadhan pula.
Tak bisa dipungkiri bahwa
pemadaman listrik mendatangkan kerugian bagi pelanggan. Bahkan, keluhan soal
listrik kerap kita dengar dari mulut warga, bahkan banyak yang “curhat” di
dunia maya. Hal ini cukup serius. Dari dulu sampai sekarang masalah ini belum
teratasi dengan baik. Ada saja kendala dan alasan ini-itu, sehingga hal ini
menjadi problem berkepanjangan yang bagaikan tak terpecahkan dari waktu ke
waktu.
Paling banter, penanganan
dilakukan dengan pemadaman listrik secara bergilir atau terencana. Dan hal
seperti itu terus terulang dari Ramadhan ke Ramadhan. Itulah yang membuat
masyarakat Aceh kerap menggerutu dari puasa ke puasa.
Namun, di Tiongkok tidak
berlaku pemadaman listrik bergilir seperti yang kerap terjadi di Aceh.
Kelebihan daya listrik di Negeri Tembok Raksasa ini bahkan bisa dipakai untuk
menerangi jalan, taman, kolam, dan lain sebagainya.
Pendeknya, sudah dua tahun
saya berada di Tiongkok, tapi listrik tidak pernah padam sekali pun yang
dilakukan oleh pengelolanya. Sistem listrik di sini saya perhatikan sudah cukup
bagus dan kabel-kabelnya selalu dirawat oleh pihak yang bertanggung jawab.
Lantas, tak pernahkah mati
listrik di Tiongkok?
Jawabnya adalah: Kita baru
bisa merasakan listrik padam jika token yang kita isi sudah habis pulsanya. Di
sini ada pelanggan yang memakai kartu listrik, ada pula yang tidak. Tapi cara
pengisiannya sama, yakni kita hanya membayar listrik pada penjaga atau
pengelola apartemen, maka selesailah urusan listrik. Listrik hidup selalu, kami
pun belajar nyaman dan aman di sini.
Akan tetapi beda sekali
dengan yang dirasakan keluarga dan saudara-saudara kami di Aceh saat ini. Bayar
listrik atau tidak, toh mereka tetap merasakan pemadaman yang dilakukan pihak
PLN.
Harapan kita semua agar PLN
Wilayah Aceh siap bekerja maksimal dan memberikan pelayanan terbaik untuk warga
Aceh. Sudah cukuplah dari Ramadhan ke Ramadhan masyarakat Aceh dikecewakan,
bahkan pada saat pemeliharaan menjelang puasa.
Sehat selalu Pak PLN dan
jangan lelah menjadi power ranger untuk warga Aceh tercinta. Lampu adalah
penerang di saat malam gulita dan kami anak-anak butuh lampu untuk belajar.
Bantu kami mewujudkan mimpi kami Pak PLN, agar di kemudian hari nanti kami
berbahagia setelah impian kami terwujud.
OLEH HELMI SUARDI, alumnus
UIN Ar-Raniry, kuliah pada Program Master Jurusan Developmental and Educational
Psychology di Huazhong University of Science and Technology, melaporkan dari
Tiongkok
Pernah diposting di http://aceh.tribunnews.com/2017/05/30/di-tiongkok-kalau-tak-bayar-baru-listrik-mati
EmoticonEmoticon