Xi’an, Kota Tua yang Kaya akan Sejarah

http://akhishabir.blogspot.com/
Saaat liburan musim dingin tiba, saya bersama sahabat berinisiatif membulatkan tekad untuk sebuah perjalanan yaitu untuk dapat mengunjungi kota-kota dimana penuh dengan sejarah Islam dan keindahan akan bangunan-bangunan yang sudah di bangun ribuan tahun lalu dan masih terjaga sampai sekarang ini.

Tidak afdhal rasanya kita sebagai muslim jika sudah bermukim di China ( Tiongkok) dalam jangka waktu yang sedikit lama tidak dapat mengunjungi kota dimana kota pertama masuknya Islam yang kaya akan sejarah ini.

Situs-situs sejarah peninggalan zaman kerajaan yang masih utuh dan berdiri kokoh di kota Xi’an menjadi hal yang sangat menarik untuk kita kunjungi dan menambah lengkapnya mozaik wisata di kota penuh sejarah ini.

Negara China yang penduduknya lebih dominan tidak memiliki keyakinan atau atheisme, namun Islam semakin eksis di tengah-tengah belantara yang penduduknya yang komunis. Walaupun China ini berpemahaman atheis yg lebih di kenal oleh masyarakat luas namun Islam berkembang di dalamnya, sebagian besar terkonsentrasi di, Xinjiang, Ningxia, Gansu, Qinghai dan khususnya Xi’an yang sudah sayadi kunjungi ini juga menyebar di daerah-daerah lain. Dan berharap lebih banyak untuk bisa menjelajahi dan tau lebih banyak lagi tentang perkembangan Islam di negeri Minoritas Muslim ini yang berada di kota-kota lain.

Kota Xi'an merupakan ibukota dari provinsi Shaanxi di negara Republik Rakyat Tiongkok. Kota Xi'an merupakan kota tujuan kami pada liburan musim dingin ini. Kami berkunjung ke kota tersebut karena banyak cerita menarik dari masyarakatnya, kami tiba di Kota Xi'an pada pagi hari setelah melakukan perjalanan selama 13 jam melalui jalur darat dari Kota Wuhan menuju Kota Xi'an, kami menggunakan transportasi kereta api. Dalam jangka waktu dua hari kami memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk bisa mengunjungi lebih banyak tempat dimana akan banyak sejarahnya.

Sesampai di sana, saya langsung terlihat sebuah dinding besar tembok besar atau lebih di kenal dengan City Wall yang terbentang di Kota Xi’an, yang  hampir sama halnya dengan Tembok Besar atau bahasa kerennya ialah Great Wall yang ada di pusat Ibukota yaitu di Beijing. Dan ini membuat saya semakin bersemangat untuk memulai sebuah pertualangan.

Dalam perjalanan kami, lirikan mata dan buah bibir orang-orang China tertuju pada kami di karenakan kami terlihat asing bagi mereka apalagi teman kami menggunakan Jilbab, bahkan ada yang bertanya langsung kepada kami dari mana datangnya untuk menghilangkan rasa penasarannya diri mereka terhadap kami.

Berkunjung ke Kota Xi’an tanpa mengunjungi masjidnya tentu saja terasa tidak lengkap karena disanalah jantung kampung Muslim yang sesungguhnya. Masjid tersebut berada di tengah kawasan, yang mana untuk menuju kesana kita mesti melewati lorong-lorong di antara toko-toko penjual pernak pernik, cindera mata dan pakaian juga makanan.

Salah satu yang tergambarkan dipikiran oleh kita ialah setiap Mesjid itu berkubah besar dan khas Arabnya, namun berbeda dengan di China Khususnya Kota Xi’an. Keindahan Masjid tertua di Negara China dengan mengkombinasikan gaya arsitektur China dan Arab, Kota Xi'an adalah bukti sejarah bekembangnya umat musim di China. Masjid ini memiliki arsitektur seperti seperti kuil tradisional China, dengan banyak halaman dan pagoda. Namun semakin ke dalam, akan semakin terasa nuansa islaminya, berupa hiasan kaligrafi Arab dan China.

Keindahan dan kebersihan Kota Tua ini membuat terkagum-kagum dan mata dimanja oleh keunikannya juga ke klasikan bangunan yang masih terjaga seperti sediakalanya. Kini Kota Xi’an telah menjadi kota megapolitan di China, namun berbagai peninggalan sejarah kota yang pernah menjadi ibu Kota kerajaan China kuno tersebut dapat dengan mudah dijumpai karena tetap dilestarikan dan dirawat dengan baik.

Kota Xia’an adalah salah satu kota yang  berada di China yang patut dikunjungi. Bukan saja karena keindahan bangunan tua yang masih terjaga keutuhannya alamnya saja, tapi kota ini memiliki sejarah Islam yang harus kita ketahui.

Berbeda dengan Wuhan tempat saya bermukinm saat ini, yaitu Masjid di Wuhan jauh lebih sedikit daripada Kota Xi’an. Wuhan memiliki lebih kurang empat masjid yang berdiri di Kota Wuhan Provinsi Hubei ini dan menariknya Xi’an memiliki dua puluhan lebih masjid seperti yang di katakan oleh salah seorang muslim di Kota Xi’an yang bernama Musa Abdullah, dan ini membuat kami sangat mudah untuk beribadah dan terasa di kampung sendiri.

Hal yang tak kalah penting dari kita sebagai seorang Muslim ialah untuk bisa hidup dengan tenang baik itu dalam beribadah maupun dalam perkara makanan halal. Maka dari itu, Kota Xi’an adalah satu tempatnya yang terbilang cukup nyaman bagi kita sebagai Muslim merasa lebih dekat dengan Kota Xi’an seperti halnya daerah kita sendiri.

Kami cukup senang berada di Kota Xi'an kami bisa menikmati makanan halal dan beribadah bisa di Masjid. Untuk jenis makanan disini adalah mie, roti, sate kambing dan juga jenis makanan lainnya yang pastinya Halal dikonsumsi untuk kita sebagai seorang Muslim, namun kebanyakan warung-warung di sana cuma sedikit yang menyediakan yang menyediakan makanan jenis nasi yang menjadi makanan pokok kita sebagai orang Aceh khususnya.


*Helmi Suardi, Alumnus Pesantren Tgk. Chiek Eumpe Awee Montasik Aceh Besar, Penerima Beasiswa China Scholarchip Council ( CSC ) sedang ikut Program Magister di Huazhong University of Science and Technology, Tiongkok.

#Pernah diposting di website http://portalsatu.com/read/Citizen-Reporter/xian-kota-klasik-yang-kaya-akan-sejarah-8447