KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGI


BAB I
PENDAHULUAN
Psikologi mempengaruhi begitu banyak aspek kehidupan kita, penting juga kiranya bagi mereka yang tidak bermaksud memperdalam diri dalam disiplin ilmu ini sekadar mengetahui fakta- fakta pada dasarnya. Pelajaran psikologi dapat memberikan pengertian yang lebih baiktentang sebab- sebab mengapa, misalnya, orang berfikir dan mereka bertindak seperti yang mereka lakukan, dan memberikan pandangan untuk menilai sikap dan reaksi yang anda lakukan sendiri.
Singkatnya, psikologi penting bagi mereka yang dalam kehidupannya selalu berhubungan dan besama orang lain. Psikologi dibutuhkan dan dipelajari oleh mereka, yang dalam tugas dan jabatannya bekerjabersama orang lain. Itulah inti kegunaan psikologi.
Kegunaan kini justru dianggap penting. Belum pernah dalam sejarah kegunaan begitu di utamakanseperti era kita sekarang ini. “ Berguna “ sering disamakan dengan  “ Bernilai “ begitu saja[1]





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Secara umum kepribadian adalah seorang tersusun atas dasar fatalitas jasmani dan rohania, di samping ada faktor temperamen, karakter,dan bakat fitalitas jasmani seseorang bergantunng pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh factor-faktor hereditas sehingga keaadaanya dapat di katakan tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias.
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Definisi kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut[2]
a)      Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b)      M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c)       Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
d)      Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Pada hakikatnya , kepribadian dapat mencakup semua aspek perkembangan , seperti perkembangan fisik, motorik, mental, social, moral, tetapi melebuhi penjumlahan semua aspek perkembangan tersebut. Kepribadian merupakan suatu kesatuan aspek jiwa dan badan, yang menyebabkan adanya kesatuan dalam tingkah laku dan tindakan seseorang. Ini disebut integrasi, integrasi dari pola- pola kepribadian yang di bentuk oleh seseorang. Dan pembentukan pola kepribadian ini terjadi melalui proses interaksi dalam dirinya sendiri, dengan pengaruh- pengaruh lingkungan luar.

B.     Proses Perkembangan Kepribadian
Carl Gustaf  Jung (1875- 1961 ) mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi merupakan suatu dinamika dan proses evolusi yang terjadi sepanjang hidup. Individu seara continue berkembang dan belajar ketrampilan baru serta bergerak menuju realisasi diri.[3]
Pada dassarnya, jung tidak menerima pandangan Frued bahwa kepridian individu relative berhenti dengan berakhirnya masa kecil. Jung juga menolak konsep Frued bahwa kejadian masa lalu menentukan prilaku seseorang. Bagi Jung, prilaku individu ditentukan bukan hanya oleh pengalaman masa lalu, melainkan juga oleh tujuan masa depan.   

C.    Tipe- tipe Kepribadian
Pada  dasarnya, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain. Penelitian mengenai kepribadian manusia sudah dilakukan para ahli sejak dulu kala. Kita mengenal Hippocrates dan Galenus ( 400 SM dan 175 M ) yang mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat cair yang ada dalam tubuhnya.
1)      Melancholicus ( melankolisi ) , yaitu orang- orang yang banyak empedu hitamnya, sehingga orang- orang tipe ini selalu bersikap murung atau muram, pesimistis dan selalu menaruh rasa curiga.
2)      Sanguinicus ( sanguinisi ), yakni orang- orang yang banyak darahnya, sehingga orang yang bertipe ini selalu menunjukkan wajah yang berseri- seri, periang atau selalu gembira, dan bersikap optimistis.
3)      Flegmatikus ( flematisi ), yaitu orang- orang yang banyak lendirnya. Orang tipe ini lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.
4)      Cholericus ( kolerisi ) yakni yang banyak empedunya kuningnya. Orang bertipe ini tubuyh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar mengendalikan diri,sifatnya garang dan agresif
Edward Spranger, ahli ilmu jiwa dari Jerman, mencoba mengadakan penyelidikan kepribadian manusia dengan cara lain. Ia mengadakan penggolongan tipe manusia berdasarkan sikap manusia itu terhadap nilai kebudayaan yang hidup di dalam masyarakat. Berdasarkan hal tersebut , ia membagi kepribadian manusia menjadi enam golongan atau tipe.
a.         Manusia politik: Orang bertipe politik memiliki sifat menguasai orang lain.
b.         Manusia ekonomi: Suka bekerja mencari untung merupakan sifat- sifat yang dominan pada tipe orang ini.
c.         Manusia social: Orang bertipe social memiliki sifat suka mengabdi dan berkorban untuk orang lain.
d.        Manusia seni: Jiwa orang yang bertipe seni selalu dipengaruhi oleh nilai- nilai keindahan.
e.         Manusia agama: Bagi mereka, yang lebih penting dalam hidup ialah mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
f.         Manusia teori: Sifat- sifat tipe manusia ini, antara lain suka berfikir, berfilsafat, dan mengabdi pada ilmu.

D.    Analisis Tingkah Laku
Walaupun telah mempunyai alat yang tepat untukmenilai aspek jasmaniahdaripada manusia, namun ahli- ahli psikologi konstitusional harus membuat atau meminjammetode lain untuk menilai tingkah laku apabila dia akan benar- benar menyelidiki hubungan antara jasmani dan tingkah laku atau kepribadian.
Pribadi itu terdiri dari bagian- bagian, bagian itu masing- masing ialah suatu kesatuan yang bulat, yang semuanya bekerja dengan organis. Karna itu person adalah struktu dari struktur,sebagai berikut sebagian tampak samar- samar, kurang jelas batas- batasnya, dengan inilah person mempunyai kemampuan untuk menyusuaikan diri dengan keadaan.[4]

E.     Faktor- factor yang membentuk Kepribadian
1)      Faktor keturunan
Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan kepribadian seseorang. Beberapa factor biologis yang penting seperti system syaraf, watak, seksual dan kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit tertentu. [5]
2)      Faktor lingkungan fisik (geografis)
Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat.

3)      Faktor lingkungan social
1)      Faktor keluarga, dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan saudaranya
2) Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus ditegaskan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya.
4)      Faktor kebudayaan yang berbeda-beda
Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di daerah pantai, pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota.
5)      Kebudayaan dan Pengaruhnya terhadap kepribadian
Ciri-ciri dan unsur-unsur kepribadian seseorang individu dewasa sebenarnya sudah tertanam ke dalam jiwa seseorang anak sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak melalui proses sosialisasi.
Sebetulnya , banyak factor yang berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Dalam hubungan pengaruh mempengaruhi, terlihat bahwa anak dalam perkembangan dirinya memperlihatkan sifat- sifat yang tertuju pada lingkungan. Lingkungan memperlihatkan sifat tersebut dan memperlihatkan reaksi yang dibentuk atas dasar sifat- sifat, penampilan anak dan pengolahan lingkungan itu.
Menurut Hall dan Lindzey ( 1993 ), perkembangan berlangsung menurut tiga dimensi kepribadian.[6]
1.      Dalam dimensi vertical,
Orang berkembang dari posisi tengah pada skala kearah luar dan juga kedam. Ia mengembangkan kebutuhan yang lebih dalam dan lebih menyeluruh serta pola tingkah laku yang lebih terinci untuk memuaskan kebutuhannya.
2.      Dalam dimensi progresif
Perkembangan berari meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Ia mencapaitujuanya yang lebih langsung dan dengan lebih sedikit gerakan sia- sia.
3.      Dalam dimensi transfers
Pertumbuhan mengakibatkan koordinasi yang lebih baikdan keluesan bertingkah laku yang lebih besar. Perkembangan yang harmonis pada ketiga dimensi tersebutakan memperkaya dan akan memperluas kepribadian.





BAB III
KESIMPULAN

Setiap kebudayaan memberikan pengalaman terhadap kepribadian tiap – tiap individu yang tumbuh di daerahnya dan pengalaman masyarakat atau kebudayaak akan membentuk ssuatu metode kepribasian / karakter seseorang dalam bermasyarakat.
Kepribadian merupakan suatu kesatuan aspek jiwa dan badan, yang menyebabkan adanya kesatuan dalam tingkah laku dan tindakan seseorang. Ini disebut integrasi, integrasi dari pola- pola kepribadian yang di bentuk oleh seseorang. Dan pembentukan pola kepribadian ini terjadi melalui proses interaksi dalam dirinya sendiri, dengan pengaruh- pengaruh.
Individu seara continue berkembang dan belajar ketrampilan baru serta bergerak menuju realisasi diri.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Rineka cipta, Jakarta, 2009
Iwan Dharmawan, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, Pustaka Setia, Bandung, 2003

http://id.shvoong.com/social-sciences



[1] Iwan Dharmawan, Psikologi Umum dalam Lintasan sejarah, hal. 5
[2] http://www.yousaytoo.com/pengertian-kepribadian/166117
[3] Iwan Dharmawan, Psikologi Umum dalam Lintasan sejarah, hal. 312
[4] Abu Ahmadi, psikologi umum, hal. 230-231
[5] http://id.shvoong.com/social-sciences
[6] Iwan Dharmawan, Psikologi Umum dalam Lintasan sejarah, hal. 313


EmoticonEmoticon